Sabtu, 30 Maret 2019

PERSAMAAN BERDERAJAT SATU DAN DUA PADA RUANG DIMENSI TIGA



Assalamualaikum wr. wb... Hai teman-teman. Hari ini kita akan membahas tentang persamaan berderajat satu dan dua pada ruang dimensi tiga. Yuk kita simak materi berikut :)

Persamaan berderajat satu di R3
Persamaan yang berbentuk Ax + By + Cz + D = 0,  dengan A, B, C, D merupakan bilangan real dan A, B, C tak bersama-sama nol, dinamakan persamaan berderajat pertama dengan tiga variabel  x, y, z di R3

Grafik dari himpunan penyelesaian persamaan, merupakan bidang datar. Jadi bidang datar berkaitan dengan persamaan. Sebelum dilakukan penyajian materi tentang bidang datar, perlu disajikan dulu obyek geometri yang merupakan pengertian pangkal, yakni titik.

a.      Titik dan jarak dua titik di R3
Untuk pembahasan geometri analitik di ruang dimensi tiga, perlu diperkenalkan terlebih dulu rumus-rumus untuk menentukan jarak dua titik, dan cara-cara untuk melukiskan arah suatu ruas garis atau garis.
Dalam dimensi tiga, sumbu-sumbu koordinat pada sistem koordinat Kartesius tegak lurus merupakan garis-garis yang saling tegak lurus. Sumbu-sumbu tersebut dinamakan sumbu x, sumbu y, dan sumbu y. Sedangkan bidang datar yang dutentukan oleh sumbu-sumbu koordinat tersebut dinamakan bidang koordinat, yang dinamakan bidang-bidang xy, yz, dan xz. Dalam sistem ini, koordinat suatu titik mempunyai tiga komponen yang dinyatakan oleh pasangan tiga berurutan (ordered triple) berbentuk (x, y, z). Titik (2, 3, 5) terletak dua satuan dari bidang yz, tiga satuan dari bidang xz, dan lima satuan dari bidang xy. Tiga bidang koordinat memisahkan ruang menjadi 8 daerah (region) yang dikenal sebagai oktan (octants)  Daerah yang koordinat    (x, y, z) semuanya positif dinamakan daerah pertama (first octant).
Titik merupakan pengertian pangkal. Titik di  dapat berupa titik potong (titik tembus), titik puncak, titik sudut, titik pusat. Setiap titik di R3 dapat dikaitkan dengan satu pasangan bilangan real (x, y, z), dan sebaliknya setiap pasangan bilangan real (x, y, z) dapat dikaitkan dengan satu titik di . Jika ada dua titik di   maka antara kedua titik tersebut dapat ditentukan jaraknya.


Teorema Jarak antara titik P(a,b,c) dan titik P(p,q,r) adalah
Buktikan(Petunjuk : Gunakan teorema Pythagoras)

Posisi setiap garis di R3, ditentukan oleh sudut arah. Sudut arah suatu garis ditunjukan oleh besar sudut antara garis tersebut dengan sumbu x, sumbu y, dan sumbu y.  Jika sudut arah suatu garis diketahui, maka dapat ditentukan cosinus arahnya, dan bilangan arahnya.

Teorema Jika d adalah jarak antara P(a,b,c) dan Q(p,q,r), maka cosinus arah garis yang memuat titik P dan titik Q, adalah dengan α, β, γ berturut-urut merupakan sudut arah garis terhadap sumbu x, y, z.
Teorema Jika cos u, cos v, cos w merupakan cosinus arah suatu garis maka berlakucos2 u + cos2 v + cosw = 1
                                   
Bilangan arah suatu garis lurus, adalah sebarang pasangan bilangan (l, m, n) yang diperoleh dengan mengalikan suatu konstan dengan cosinus arah suatu garis.
           
Teorema Jika suatu garis memuat P(a,b,c) dan Q(p,q,r), maka bilangan arah garis tersebut adalah [l,m,n], dengan l=(a-p), m=(b-q), dan n=(c-r).
Teorema Jika θ merupakan sudut antara dua garis yang masing-masing memiliki  sudut arah a1, b1, c1 dan a2, b2, c2, maka Cos θ = cos a1 cos a2 + cos b1 cos b2 + cos c1 cos c2.
Teorema Jika dua garis berturut-turut mempunyai bilangan arah [l1,m1,n1], dan  [l2,m2,n2] maka kedua garis tersebut:
§  sejajar jika dan hanya l2 = kl1, m2 = k m1, n2 = k ndengan k ≠ 0.
§  saling tegak lurus jhj  l1.l2 + m1.m2 + n1.n2 = 0

b.      Bidang datar dan Normal
Bidang datar merupakan himpunan titik-titik yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Bidang datar (selanjutnya cukup disebut dengan bidang) merupakan salah satu obyek geometri di R3. Selain bidang terdapat obyek geometri yang lain yaitu bidang lengkung, atau luasan (surface). Pada pembahasan selanjutnya dibedakan antara bidang (plane) dan bidang lengkung (surface).

Aksioma : Melalui tiga titik yang tidak segaris dapat ditentukan dengan tepat satu bidang datar.
Teorema : Melalui sebuah titik, dapat dibuat tepat sebuah bidang datar yang tegak lurus terhadap garis yang ditentukan.

Garis yang tegak lurus terhadap bidang datar dinamakan normal  terhadap bidang. Jika garis L tegak lurus bidang datar V, dan bilangan arah L adalah [l,m,n]. maka dapat ditunjukkan bahwa persamaan bidang datar V adalah Ax + By + C = 0, dengan A, B, C merupakan bilangan real.

c.       Jarak titik terhadap bidang
Teorema Jarak tak berarah d antara  titik P1(x1,y1,z1) dan bidang dengan persamaan Ax + By + Cz + D = 0 adalah 


           
Persamaan berderajat kedua di R3
Bentuk umum persamaan berderajat kedua dengan tiga variabel di  adalah Ax2+By2+Cz2+Dxy+Exz+Fyz+Gx+Hy+Ly+J=0 …(4*)dengan A,B,C,D,E,F, G,H,I,J merupakan bilangan real, dan A, B, C tak bersama-sama nol.
Grafik dari himpunan penyelesaian dari persamaan tersebut, merupakan bidang lengkung (surface). Pada pembahasan selanjutnya, pembahasan bidang lengkung dibatasi pada silinder, paraboloida, bola, elipsoida, dan hiperboloida.
Pada sub materi kajian sebelumnya, dibahas tentang persamaan berderajat pertama dengan tiga peubah (variabel), dan grafiknya di R3. Pada sub kajian materi ini dan selanjutnya akan dibahas persamaan berderajat kedua. Grafik di R3 dari suatu persamaan berderajat kedua dinamakan bidang lengkung kuadrat (quadric surface). Untuk mempermudah melukis grafik persamaan berderajat kedua di R3, perlu disajikan dahulu pengertian jejak-jejak (traces), dan irisan-irisan (sections)
Jejak (trace) adalah suatu kurva yang terbentuk oleh perpotongan antara bidang-bidang koordinat dengan sebuah bidang lengkung (surfase). Sedangkan irisan (section) adalah suatu kurva yang terbentuk oleh perpotongan antara beberapa bidang datar dan suatu bidang lengkung.
Contoh:
Jejak (trace) grafik  4x2 – y2 + 4z2 = -16 pada bidang xy, merupakan parabola. Persamaan dari jejak tersebut adalah: z = 0 dan 4x2 – y2 + 4z2 = -16
Irisan (section) grafik x2 + y2 + z2 = 20 pada bidang y = 4 merupakan lingkaran. Persamaan irisannya adalah: y = 4 dan x2 + y2 + z2 = 20

a) Silinder
Definisi Silinder adalah suatu permukaan yang dibangun oleh sebuah garis lurus yang bergerak sejajar dengan satu garis tertentu, dan selalu memotong sebuah bidang berupa curva (Carico, 1980).
Berdasarkan definisi ini, dapat dikatakan bahwa silinder adalah suatu bidang lengkung. Bidang lengkung ini merupakan himpunan garis lurus/himpunan titik-titik yang memenuhi syarat syarat tertentu. Setiap garis pada bidang lengkung suatu silinder,  yang sejajar dengan garis lurus yang telah ditentukan, dinamakan elemen (element)  sillider.
Teorema berikut ini, dapat digunakan untuk mengidentifikasi bidang lengkung silidrik tertentu dari persamaannya.

Teorema Jika sebuah persamaan terdiri atas dua atau tiga variabel x, y, atau z, grafik di  adalah sebuah silinder yang memiliki unsur-unsur sejaran dengan:
§  Sumbu x jika persamaan hanya memuat variabel y dan z,
§  Sumbu y jika persamaan hanya memuat variabel x dan z,
§  Sumbu z jika persamaan hanya memuat variabel x dan y

Persamaan Silinder
Untuk pembahasan selanjutnya, koefisien yang memuat perkalian dua buah variable (D, E, F) pada persamaa (4*) adalah nol, sehingga persamaan menjadi
Ax2 +By2 +Cz2 +Gx +Hy +Iz +J =0 … (5*), dengan maksud untuk mengurangi tingkat kesulitan yang dihadapi. Jika pada persamaan (5*) hanya memuat dua variabel saja maka persamaan yang berbentuk :
Ax2 + By2 + Gx + Hy + J = 0 … (6*), atau
Ax2 + Cz2 + Hy + Iz + J = 0 … (7*), atau
By2 + Cz2 + Hy + Iz + J = 0 … (8*)
Maka persamaan (6*), (7*), dan (8*) merupakan persamaan silinder. Berikut ini akan diberikan contoh-contoh persamaan silinder.
Contoh persamaan silinder
·        y2 - z  = 0
·        x2 + y2 – 9  = 0
·        x2 + z2 = 16
·        z  = x2 

b) Bola
Definisi Bola adalah himpunan titik-titik (x,y,z) di yang berjarak sama dari satu titik tertentu (Carico, 1980)
Titik yang tetap tersebut dinamakan pusat bola, dan jarak yang sama dinamakan jari-jari bola.

Persamaan Bola
Bentuk umum persamaan bola adalah
Ax2 +  By2 + Cz2 +Gx + Hy + Iz + J = 0dengan A = B = C. Jika G, H, dan I semuanya nol, maka persamaan menjadi Ax2 +  By2 + Cz2 + J = 0. Karena A = B = C, diperoleh persamaan . Grafik dari persamaan ini, merupakan bola yang mempunyai pusat titik asal (origin) dan berjari-jari 
Contoh persamaan bola
·      x2 + y2  + z2 – 9  = 0
·      x2 + y2  + z2 – 4x + 6y -16  = 0
·      2x2 + 2y2  + 2z2 – 4x + 6y – 8z - 25  = 0

Definisi Jejak-jejak (traces) dari suatu bola pada setiap bidang koordinat merupakan lingkaran. Suatu bidang lengkung tertentu (bidang lengkung tertutup), yang mempunyai sekurang-kurangnya satu trace berupa ellips, dinamakan ellipsoida.

Grafik dengan persamaan  adalah elipsoida yang berpusat pada O(0,0).
           
Persamaan ellipsoida
Bentuk umum persamaan ellipsoida adalah Ax2+By2+Cz2+Gx+Hy+Iz+J=0, dengan sekurang-kurangnya satu dari A, B, C tidak sama dengan yang lain dan hasil perkalian dua koefisien ini adalah bilangan positif.. Jika G, H, dan I semuanya nol, maka persamaan menjadi Ax2+By2+Cz2+J=0. Grafik dari persamaan ini, merupakan ellipsoida yang mempunyai pusat titik asal (origin) dan sumbu simetri sb. X, sb, y, dan sb.z.
Contoh persamaan elipsoida
·         x2 + 2y2  + 4z2 – 9  = 0
·         2x2 + 5y2  + 5z2 – 4x + 6y -16  = 0
·         2x2 + 4y2  + 2z2 – 4x + 6y – 8 z - 25  = 0
d) Paraboloida
Definisi Grafik dengan persamaan  adalah sebuah paraboloida yang berpuncak di O (0,0).           

Contoh persamaan paraboloida
·         x2 + 2y2   – z  = 0
·         2x2 + 5z2 – 6y   = 0
·         4y2  + 2z2 – 4x  - 25  = 0

e) Hiperboloida (hyperboloid)
Definisi       
Grafik dengan persamaan   adalah hiperboloid satu daun dengan sumbu mayor sumbu z.
Grafik dengan persamaan   adalah hiperboloid dua daun dengan sumbu mayor sumbu z.
Grafik dengan persamaan  adalah sebuah hiperbolic paraboloid.
Grafik dengan persamaan  adalah kerucut dengan sumbu mayor adalah sumbu z.

Persamaan hiperboloida
Bentuk umum persamaan ellipsoida adalah Ax2 +  By2 + Cz2 +Gx + Hy + Iz + J = 0, dengan sekurang-kurangnya satu dari  hasil perkalian dua koefisien x2, y2, z2 adalah bilangan negatif..

Contoh persamaan hiperboloida
·         x2 + 2y2  - 4z2 – 9  = 0
·         -2x2 + 5y2  + 5z2 – 4x + 6y -16  = 0
·         2x2 - 4y2  +  8 z   = 0
           
            Soal-soal :
1.Tentukanlah sebuah persamaan dari himpunan titik-titik sedemikian sehingga untuk setiap titik nilai mutlak dari selisih jaraknya terhadap titik (-5, 0) dan titik (5, 0) adalah 5.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan rumus jarak yang memenuhi kondisi yang ditentukan, diperoleh
|d1 - d2| = 6 
Jika titik P(x,y) adalah titik yang terletak pada grafiknya, maka diperoleh persamaan yang diminta sebagai berikut: 16x- 9y2= 144.

2. Tentukanlah sebuah persamaan dari himpunan titik-titik sedemikian hingga untuk setiap titik jumlah jaraknya terhadap titik (-2,0) dan titik (2, 0) adalah 6.
Penyelesaian:
Gunakan rumus jarak yang memenuhi kondisi yan ditentukan, yakni d1+d2=6. Setelah dilakukan penyederhanaan, diperoleh persamaan yang diminta sebagai berikut: 5x2+9y2=45.


Nah, jadi itu ya pembahasannya. Semoga bermanfaat. Jangan lupa belajar dan terus belajar...
Wassalamualaikum wr. wb...


Minggu, 10 Maret 2019

Pemecahan Masalah Polya dan Contohnya


Assalamualaikum wr. wb. teman-teman.. Kembali lagi bersama saya Nisa Oktaviani (A1C017036). Menyambung blog minggu lalu, disini saya akan membagikan seputaran ilmu mengenai Geometri Analitik. Semoga bermanfaat ya :)

PEMECAHAN MASALAH MENURUT POLYA

Polya (1985) mengartikan pemecahan masalah sebagai satu usaha mencari jalan keluar dari satu kesulitan guna mencapai satu tujuan yang tidak begitu mudah segera untuk dicapai, sedangkan menurut utari (1994) dalam (hamsah 2003) mengatakan bahwa pemecahan masalah dapat berupa menciptakan ide baru, menemukan teknik atau produk baru.

Menurut polya dalam pemecahan masalah ada empat langkah yang harus dilakukan. Keempat tahapan ini lebih dikenal dengan See (memahami problem), Plan (menyusun rencana), Do (melaksanakan rencana) dan Check (menguji jawaban),

Polya  disebut dengan “Bapak problem solving.” Gambaran umum dari Kerangka kerja Polya:

1. Understanding Problem
Langkah pertama adalah membaca soalnya dan meyakinkan diri bahwa anda memahaminya secara benar. Tanyalah diri anda dengan pertanyaan :

Ø Apa yang tidak diketahui?
Ø Kuantitas apa yang diberikan pada soal?
Ø Kondisinya bagaimana?
Ø Apakah ada kekecualian?

Untuk beberapa masalah akan sangat berguna untuk membuat diagramnya dan mengidentifikasi kuantitas-kuantitas yang diketahui dan dibutuhkan pada diagram tersebut. Biasanya dibutuhkan membuat beberapa notasi ( x, a, b, c, V=volume, m=massa dsb ).

2. Devising a Plan
Kedua: Carilah hubungan antara informasi yang diberikan dengan yang tidak diketahui yang memungkinkan anda untuk menghitung variabel yang tidak diketahui. Akan sangat berguna untuk membuat pertanyaan: “Bagaimana saya akan menghubungkan hal yang diketahui untuk mencari hal yang tidak diketahui? “. Jika anda tak melihat hubungan secara langsung, gagasan berikut ini mungkin akan menolong dalam membagi masalah ke sub masalah

Ø Membuat sub masalah
Ø Pada masalah yang komplek, akan sangat berguna untuk membantu jika anda membaginya kedalam beberapa sub masalah, sehingga anda dapat membangunya untuk menyelesaikan masalah.
Ø Cobalah untuk mengenali sesuatu yang sudah dikenali.
Ø Hubungkan masalah tersebut dengan hal yang sebelumnya sudah dikenali. Lihatlah pada hal yang tidak diketahui dan cobalah untuk mengingat masalah yang mirip atau memiliki prinsip yang sama.
Ø Cobalah untuk mengenali polanya.
Ø Beberapa masalah dapat dipecahkan dengan cara mengenali polanya. Pola tersebut dapat berupa pola geometri atau pola aljabar. Jika anda melihat keteraturan atau pengulangan dalam soal, anda dapat menduga apa yang selanjutnya akan terjadi dari pola tersbut dan membuktikannya.
Ø Gunakan analogi
Ø Cobalah untuk memikirkan analogi dari masalah tersebut, yaitu, masalah yang mirip, masalah yang berhubungan, yang lebih sederhana sehingga memberikan anda petunjuk yang dibutuhkan dalam memecahkan masalah yang lebih sulit.

 Contoh, jika masalahnya ada pada ruang tiga dimensi, cobalah untuk melihat masalah sejenis dalam bidang dua dimensi. Atau jika masalah terlalu umum, anda dapat mencobanya pada kasus khusus

Ø Masukan sesuatu yang baru
Ø Mungkin suatu saat perlu untuk memasukan sesuatu yang baru, peralatan tambahan, untuk membuat hubunganantara data dengan hal yang tidak diketahui.Contoh, diagram sangat bermanfaat dalam membuat suatu garis bantu.
Ø Buatlah kasus
Ø Kadang-kadang kita harus memecah sebuah masalah kedalam beberapa kasus dan pecahkan setiap kasus terbut.
Ø Mulailah dari akhir (Asumsikan Jawabannya) Sangat berguna jika kita membuat pemisalan solusi masalah, tahap demi tahap mulai dari jawaban masalah sampai ke data yang diberikan

3. Carrying Out the Plan
Menyelesaikan rencana anda. Dalam melaksanakan rencana yang tertuang pada langkah kedua, kita harus memeriksa tiap langkah dalam rencana dan menuliskannya secara detail untuk memastikan bahwa tiap langkah sudah benar. Sebuah persamaan tidaklah cukup.

4. Looking Back
Ujilah solusi yang telah didapatkan. Kritisi hasilnya. lihatlah kelemahan dari solusi yang didapatkan (seperti: ketidak konsistenan atau ambiguitas atau langkah yang tidak benar ) Pada saat guru menggunakan strategi ini, sebaiknya ditekankan bahwa penggunaan objek yang dicontohkan dapat diganti dengan satu model yang lebih sederhana, misalnya :

1. Membuat gambar atau diagram. Penekanan ini perlu dilakukan bahwa gambar atau diagram yang dibuat tidak perlu sempurna, terlalu bagus atau terlalu aktual, yang penting bagian-bagian terpenting dari gambar itu dapat memperjelas masalah.

2. Menemukan pola Kegiatan matematika yang berkaitan dengan proses menemukan suatu poladari sejumlah data yang diberikan, dapat mulai dilakukan melalui sekumpulan gambar atau bilangan. Kegiatan yang mungkin dilakukan antara lain dengan mengobservasi sifat-sifat yang dimiliki bersama oleh kumpulan gambar atau bilangan yang tersedia. Sebagai suatu strategi untuk pemecahan masalah, pencarian pola yang pada awalnya hanya dilakukan secara pasif melalui permasalahan yang dikeluarkan oleh guru, pada suatu saat keterampilan itu akan terbentuk dengan sendirinya sehingga pada saat menghadapi permasalahan tertentu, salah satu pertanyaan yang mungkin muncul pada benak seseorang antara lain adalah :”Adakah pola atau keteraturan tertentu yang mengaitkan tiap data yang diberikan?”. Tanpa melalui latihan sangat sulit bagi seseorang untuk menyadari bahwa dalam permasalahan yang dihadapinya terdapat pola yang bisa diungkap.

3. Membuat tabel Mengorganisasi data ke dalam sebuah tabel dapat membantu kita dalam mengungkapkan suatu pola tertentu serta dalam mengidentifikasi informasi yang tidak lengkap. Penggunaan tabel merupakan langkah yang sangat efisien untuk melakukan klasifikasi serta menyusun sejumlah besar data sehingga apabila muncul pertanyaan baru berkenaan dengan data tersebut, maka kita akan dengan mudah menggunakan data tersebut, sehingga jawaban pertanyaan tadi dapat diselesaikan dengan baik.

4. Memperhatikan semua kemungkinan secara sistematik Strategi ini biasanya digunakan bersamaan dengan strategi mencari pola dan menggambar tabel. Dalam menggunakan strategi ini, kita tidak perlu memperhatikan keseluruhan kemungkinan yang bisa terjadi.Yang kita perhatikan adalah semua kemungkinan yang diperoleh dengan cara sistematik. Yang dimaksud sistematik disini misalnya dengan mengorganisasikan data berdasarkan kategori tertentu. Namun demikian, untuk masalah-masalah tertentu, mungkin kita harus memperhatikan semua kemungkinan yang bisa terjadi.

5. Tebak dan periksa ( Guess and Check ) Strategi menebak yang dimaksudkan disini adalah menebak yang didasarkan pada alasan tertentu serta kehati-hatian. Selain itu, untuk dapat melakukan tebakan dengan baik seseorang perlu memiliki pengalaman cukup yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi

Soal-soal :
1.6 PEMECAHAN MASALAH ( TUGAS INDIVIDU)

1)    Tentukan kedudukan dari:
a.     Rute seorang pelari yang bergerak dengan jarak yang sama terhadap sisi jalur lari yang lurus.

b. Orbit sebuah satelit yang berjarak 100 KM di atas bumi.


Nah, jadi itu tentang materi pemecahan masalah Polya dan contohnya. 
Sampai jumpa minggu depan.. Wassalamualaikum wr. wb.